Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta, Halik Sandera, mengatakan, pembangunan bandara bakal diikuti pertumbuhan industri properti, seperti hotel dan jenis penginapan lainnya. Selain itu, juga perlu pembangunan jalan baru, tambahan rel kereta api, dan juga jalan layang.
"Pembangunan lainnya ini bakal menghilangkan lahan produktif lainnya. Ini mengancam ketersediaan pangan masyarakat Yogya dan sekitarnya," kata Halik dalam diskusi bertajuk Menimbang Kembali Rencana Pembangunan Bandara Kulon Progo sebagai Pembangunan Berisiko Terhadap Lingkungan di Kafe Cangkri 6 Joglo Bintaran Tengah Nomor 16 Yogyakarta, Sabtu (25/6/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tak cuma itu, keterancaman juga mengintai sektor lain. Para buruh tani juga bakal terdampak dalam pembangunan itu. Dari buruh petik (panen), buruh tanam, hingga buruh pengelola lahan bakal hilang akibat pembangunan itu.
Peneliti Pusat Studi Manajemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno menyebut kawasan yang hendak menjadi lokasi bandara baru itu masuk dalam zona merah kawasan bencana.
"Yang menarik adalah pembangunan itu juga tak masuk dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)," ungkapnya.
Risiko bencana pertama, lanjut Eko, yakni tsunami dari pesisir pantai selatan. Eko mengaku belum melihat bagaimana skenario bila kawasan bandara diterpa tsunami. Menurutnya, jika bandara jadi dibangun, 100 persen aspek bangunan harus menjadi bagian yang diurus kalau bencana itu terjadi, termasuk puluhan ribu jiwa yang ada di bangunan itu.
"Di buku biru, tidak ada analisis risiko itu. PR-nya berani atau tidak, harus dipikirkan. Pemerintah ini mau jadi juru bunuh atau bukan," jelasnya.
Tak hanya tsunami, bencana yang berpotensi di wilayah itu adalah gempa, sebagaimana di Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya. Namun, Eko mengingatkan bahwa ada patahan-patahan berlokasi di kawasan itu yang kini masih bekerja.
"Patahan itu bentuknya "V" berada di Kulon Progo, berada di lokasi rencana bandara baru," ungkapnya.
Bandara baru atau New Yogyakarta International Airport terletak sekitar 30 km sebelah barat Kota Yogyakarta. Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 3.600 meter. Tak itu saja, pada landasan di sisi timur dan barat, ada tambahan dua perimeter, masing-masing sepanjang 900 meter. Dengan begitu, total keseluruhan landasan pacu 4.400 meter. Bandara ini disebut-sebut mampu melayani 30 juta penumpang per tahun.
Proses pembangunan bandara mendapat penolakan dari warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal. Gugatan warga sempat dikabulkan di tingkat pengadilan negeri. Namun, warga keok di kasasi yang diajukan oleh Gubernur DIY awal tahun ini.
Di sisi lain, sosialisasi ganti rugi lahan milik warga yang setuju bandara sudah berjalan. Penentuan harga oleh tim penilai bakal resmi dikeluarkan pertengahan bulan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
