“Sini, Bu, saya bantu,” ujar salah satu polwan, Selasa (23/08/2016). Para polwan mengambil alih bakul dan selendang serta memikul sayur hasil belanjaan pengunjung.
Salah seorang buruh gendong, Sutrisna, 65, mengaku terkejut dengan kedatangan polwan-polwan tersebut. “Kaget. Pagi-pagi ada polisi yang datang,” kata perempuan asal Karanganyar yang telah berprofesi menjadi buruh gendong selama 35 tahun itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tak berhenti di situ, para polwan juga memberikan bingkisan bakul dan selendang gendong baru pada perempuan buruh gendong. “Terharu, selama bekerja baru kali ini ada yang memberikan selendang. Selendang saya sudah kucel,” kata Sutrisna sembari menunjukkan selendang yang warnanya pudar.
Kabagren Polresta Solo yang juga menjadi koordinator polwan, Komisaris Juliana BR Bangun, mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya menggugah kembali semangat bekerja para polwan, khususnya di Kota Solo.
“Kami mencoba merasakan menjadi ibu-ibu buruh gendong yang hebat ini. Mereka kerja pagi buta, memikul beban yang tak sedikit,” ungkapnya.
Para perempuan buruh gendong, lanjutnya, menginspirasi polwan untuk bekerja sepenuh hati tanpa mengeluh. “Jika ada tugas yang berat, kami akan ingat ibu-ibu buruh gendong,” imbuh dia.
Selain di Pasar Legi, para polwan juga membagikan puluhan tenggok dan selendang kepada perempuan buruh gendong di Pasar Gede Solo. Kegiatan ini, kata dia, juga merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Polwan ke-68 yang diperingati tiap 1 September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)