Kinang terdiri dari kapur sirih, tembakau, gambir, daun sirih, dan bunga kantil. Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KPA Winarno Kusumo, mengatakan banyak masyarakat yang meyakini mengunyah kinang pada saat gamelan dibunyikan akan membuat awet muda.
“Berdasarkan penjelasan ilmiah, kelima bahan itu mengandung khasiat yang baik bagi tubuh. Seperti kinang yang memiliki antibiotik. Bila dikunyah kinang juga dapat memperkuat gigi,” kata dia ditemui usai upacara Miyos Gongso, di halaman Masjid Agung Solo, Kamis (17/12/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kinang biasanya dikunyah dan menghasilkan cairan merah. “Itu yang dikenal dengan dubang atau idu abang (ludah merah). Orang zaman dahulu menggunakan kinang juga sebagai pemerah bibir,” kata Winarno.
Salah seorang penjual kinang, Sujiyem, 53, mengatakan setiap tahun dirinya rutin menjajakan kinang dalam perayaan sekaten. “Ada yang saya jual Rp1.000 atau Rp2.000,” katanya. Namun penjualan kinang tahun ini tidak seperti beberapa tahun yang lalu. “’Pengunjungnya tidak sebanyak dulu,” kata wanita asal Pangging, Boyolali itu.
Selain tradisi mengunyah kinang, masyarakat saling berebut daun janur yang dipasang di bangsal utara serta selatan saat gamelan dibunyikan. Warga Kecamatan Baki, Sukoharjo, Sarjito, 55 mengungkapkan daun janur yang diperoleh diyakini membawa berkah tersendiri.
“Bisa dipasang di tempat usaha maupun di rumah. Daun janur dari keraton biasanya membawa berkah,” kata dia sembari tersenyum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)