"Termasuk tidak mendapatkan perlakuan diskriminatif dan tidak ada ancaman," kata Yudhistira kepada Metrotvnews.com, Rabu (20/1/2016).
Berdasarkan data yang Yudhistira peroleh, setidaknya ada sekitar 700 eks anggota Gafatar yang menjadi korban pembakaran kamp di Mempawah itu. Jumlah tersebut sudah termasuk ibu-ibu maupun anak-anak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Ada dua lokasi yang dibakar. Total kerugiannya sudah mencapai Rp4 miliar," ungkapnya.
Aparat, kata dia, seharusnya dapat memberikan pengamanan kepada eks anggota Gafatar itu. Jika para eks anggota Gafatar diminta relokasi, lanjutnya, tidak perlu ada tindakan pembakaran. Menurutnya, sebagian besar dari mereka merupakan orang tidak punya.
"Ada kekerasan juga. Pemukulan tapi tidak keras. Tapi tidak semua yang di sana mendapat perilaku itu," ujar Yudhistira.
Ia mengaku, perkembangan terakhir, para eks anggota Gafatar dalam kondisi baik-baik saja. Menurutnya, mereka tidak masalah terhadap perlakuan yang diterima. Untuk itu, ia meminta pemerintah dan publik bisa mengizinkan eks anggota Gafatar itu untuk bertani guna menyambung hidup.
"Semoga ini menjadi yang terakhir dan tidak terjadi lagi di kemudian hari. Open mind-lah terhadap perbedaan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)