Audiensi kaum difabel dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Senin (15/2/2016). (Metrotvnews.com/Patricia Vicka)
Audiensi kaum difabel dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Senin (15/2/2016). (Metrotvnews.com/Patricia Vicka) (Patricia Vicka)

Sarana Pendidikan Difabel di Yogya Minim

disabilitas
Patricia Vicka • 15 Februari 2016 19:57
medcom.id, Yogyakarta: Komunitas kaum disabilitas ramai-ramai menyampaikan keluhan ke Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Mereka berharap kepala dinas mau menyampaikan keluhan mereka kepada legislator sebagai bahan pertimbangan membuat Perda Disabilitas dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda) 2016.
 
Arni Surwanti, selaku Ketua Forum Penguatan Hak Penyandang Disabilitas mengeluhkan minimnya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah-sekolah inklusi. Banyak sekolah belum punya jalur kursi roda untuk kaum difabel.
 
"Siswa difabel yang pakai kursi roda kesulitan naik ke kelas," katanya saat audiensi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Senin (15/2/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sekolah inklusi adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan.
 
Adi Baroto, salah seorang penyandang disabilitas mengatakan para guru pendamping difabel masih minim di sekolah-sekolah inklusi. Kemampuan mereka pun belum maksimal dalam hal mentransfer ilmu. Metode pembelajaran dirasa belum banyak membantu kaum difabel menyerap ilmu pengetahuan.
 
"Misalnya, saat mengajar tidak ada penjalasan di power point dan dalam bentuk tulisan. Sehingga siswa tuna rungu sulit menangkap materi. Juga tidak ada tulisan braile atau komputer wicara untuk kaum tunanetra di beberapa sekolah inklusi," jelasnya dengan menggunakan bahasa isyarat tangan.
 
Para kaum difabel meminta pemerintah mengevaluasi dan meningkatkan materi pelajaran kaum difabel. Selain itu juga menambah jumlah guru pendamping dan meningkatkan kompetensi mereka dalam menyampaikan materi ke para penyandang disabilitas.
 
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Hery Suasana akan menyampaikan keluhan itu kepada anggota dewan. Ia juga mengajak perwakilan difabel ikut menyampaikan keluhannya dalam rapat dengar pendapat. Ia berjanji akan terus melengkapi sarana dan prasrana serta kemampuan para guru di sekolah inklusi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif