"Banjir ini akan membuat bawang busuk," kata Kasum,45, salah satu petani bawang, Selasa (6/12/2016).
Kasum mengatakan, hujan yang terjadi pada Senin 5 desember kemarin membuat sungai Gangsa meluap. tak hanya merendam lahan pertanian, permukiman warga pun tak luput dari banjir, meskipun ketinggian air mulai surut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia menuturkan, lahan bawang miliknya seluas 0,2 hektare kerap terendam saat hujan lebat. Hal ini dirasakan Kasum sejak proyek jalan tol dibangun.
"Lima hari lagi akan panen, tapi jika terus kena banjir akan gagal panen atau produksi menurun," keluhnya.
Ketua RT03/RW06 Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Darokhi, 38, mengatakan hal serupa. Banjir, kata dia, akibat penyempitan sungai Gangsa yang awalnya 10 meter menyempit hingga menyisakan 1 meter sejak adanya proyek tol.
"Sehingga saat hujan turun seperti ini sungai tidak mampu menahan debit air yang cukup banyak. Akhirnya meluap," terangnya.
Camat Dukuhturi, Eliya Hidayah, membenarkan hal tersebut. Warga menjadi langganan banjir sejak adanya proyek jalan tol.
"Kami sudah mengusulkan anggaran pembangunan talud di wilayah itu, tapi hingga kini belum direalisasi," ujarnya.
Selain merendam wilayah Kecamatan Dukuhturi, banjir juga menyebabkan puluhan rumah di wilayah RT 5/RW 1 Desa Tembok Banjaran, Kecamatan Adiwerna. Ketinggian air berkisar antara 40-50 sentimeter. sebagian warga enggan mengungsi dan tetap bertahan di rumahnya masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)