Furnitur terdiri dari bangku taman, tong sampah, tempat berteduh, parkir sepeda, lampu budaya, dan keran air minum. Fasilitas itu dikerjakan PT Suci Karya Badinusa selaku kontraktor.
Sebagai tahap awal, kata Project Manager Pedestrian Malioboro, Ery Purnama, pemasangan street furniture di depan Gedung DPRD. Sedikitnya delapan kursi dan dua lampu budaya dipasang di area tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Bentuk kursi kayunya ada dua. Ada yang pakai sandaran dan tidak ada sandaran," kata Ery ditemui di UPT Malioboro, Selasa (13/9/2016).
Sementara lampu budaya berbentuk karakter yang menggambarkan ciri khas Yogyakarta. Tempat sampah pun terdiri dari dua jenis yaitu organik dan anaorganik.
Sebelum itu, Ery akan meminta persetujuan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Dinas PUP-ESDM) sebagai penanggungjawab proyek. Namun beberapa fasilitas sudah dipasang misalnya pergola tempat berteduh.
Sementara Humas PT Suci Karya Badinusa Wahyu menegaskan terus mengebut penyelesaian proyek ini. Bahkan perusahaan menargetkan bisa menyelesaikan proyek ini lebih awal dibandingkan tenggat waktu yang ditentukan oleh pemerintah.
"Target pemerintah selesai tanggal 6 Desember 2016. Tapi Kami menargetkan bsia selesai di Akhir November 2016," tutupnya.
Proyek revitalisasi Malioboro dimulai sejak awal April 2016. Proyek ini bertujuan mempercantik fungsi trotoar di jalur pedestrian di Yogyakarta. Proyek revitalisasi Mlaioboro merupakan bagian dari revitaliasi sumbu imaginer Yogyakarta yang membentang lurus dari Gunung Merapi hingga Pantai Parangtritis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
