Itulah yang terjadi pada 23 Juli 2015. Sekelompok orang melakukan kirab gunungan di sekeliling Kompleks Makam Sedapu, Kecamatan Boja. Begitu kirab mencapai garis finish di depan komplek, warga pun berdesakan dan berebutan mendapatkan isi gunungan.
Panitia tak bisa mengelak. Sebab, tradisi itu sudah terjadi bertahun-tahun. Bagi warga, isi gunungan membawa berkah bagi siapapun yang mendapatkannya setelah kirab.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Maknanya sebagai bentuk semangat gotong royong," kata Mohamat Rouf, warga Kendal.
Adapun kirab berupa iring-iringan leluhur warga setempat, Nyai Pandansari, yang menunggang kuda. Seorang perempuan berperan sebagai Nyai Pandansari berada di tengah kirab. Di sekelilingnya, pengawal berpakaian hitam dan putih, serta prajurit perempuan berjejer rapi di barisan kirab. Peserta kirab menempuh perjalanan sejauh 5 Km sebelum mencapai garis finish.
"Kirab ini sebagai bentuk tradisi tahunan masyarakat Boja untuk menghormati leluhur penyebar agama Islam di Boja. Jadi isi gunungan merupakan sedekah bumi," kata Camat Boja Sobirin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
