Sutarjiati mengatakan, memilih uang emisi baru karena dinilainya lebih bagus dibanding yang lama. "Saudara banyak yang minta nitip uang baru. Keponakan saya juga lebih suka uang yang baru," ujar wanita paruh baya yang bekerja di Bangsal Erna I RSUP Sardjito, Yogyakarta, Jumat 15 Juni 2017.
Ia menukar uang pecahan Rp10 ribu sebanyak Rp1 juta. Uang itu akan dibagikannya kepada cucu, ponakan, dan saudara-saudaranya saat Lebaran.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
.jpg)
Ratusan orang mengantre untuk mendaatkan uang rupiah emisi terbaru di RSUP Sardjito -- MTVN/Patricia Vicka
Senada, Jamhari lebih memilih uang emisi baru karena dianggapnya unik dan belum banyak yang memiliki. "Saya baru dapat uang ini (uang emisi baru) pertama kali di sini," tutur pria yang bekerja sebagai petugas keamanan di RSUP Sardjito.
(Baca: Jelang Lebaran, Bank Indonesia Layani Penukaran Uang Baru)
Namun, Jamhari mengeluh karena jumlah uang yang bisa ditukarkan di mobil kas keliling dibatasi. Satu orang hanya bisa menukarkan paling banyak Rp3,7 juta.
Layanan penukaran uang pecahan oleh Bank Indonesia dan bank BUMN lainnya dimulai serempak hari ini. Untuk wilayah DIY, BI bekerjasama dengan BTN dan Bank Mandiri.
Kordinator penukaran uang di RSUP Sardjito Al Anur Dwiky menuturkan, warga lebih menyukai uang emisi baru ketimbang emisi lama. Pada penukaran uang hari ini, pihaknya membatasi hanya untuk 100 pendaftar.
"Kami siapkan Rp370 juta untuk penukaran hari ini. Terbuka untuk umum, tapi diprioritaskan karyawan RSUP Sardjito," katanya.
(Baca: BI Pastikan Penukaran Uang Lebaran dengan Edisi Baru)
Hal serupa juga terjadi di Pemkab Sleman. Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) mengantre di Pemkab Sleman untuk memburu uang emisi baru.
Namun, tak semua ASN bisa mendapatkannya. Dari 200 bundel yang disediakan, hanya 100 bundel uang emisi baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)
