"Kelihatannya belum ada obat yang bisa menangkal hama ini (keong dan tikus). Jadi, mau tidak mau harus dilakukan secara manual bersama-sama," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bumi Mekarsari Khoirul Anam di Jepara, Jawa Tengah, Kamis 3 Agustus 2017.
Sementara, petani masing mengandalkan obat-obatan kimia untuk membasmi hama sundep dan wereng. Hal ini membuat petani tidak bisa menerapkan sistem pertanian organik secara maksimal.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Khoirul, petani dinilai kurang telaten merawat tanaman padinya. "Hama sundep itu biasanya menyerang batang padi bagian bawah. Dalam melakukan pembasmian, petani hanya menyemprot di bagian atas. Jadi tidak disemprot sampai bagian bawah," bebernya.
Meski secara keseluruhan hasil panen tahun ini menurun, Anam meyakinkan jika petani masih bisa sedikit lega. Pasalnya, hasil penen musim tanam II kali ini lebih bagus jika dibanding dengan hasil panen musim tanam I.
"Contohnya di wilayah saya sendiri, pada musim tanam I, petani yang bisa panen paling hanya 1/3. Tapi, pada panen musim tanam ke-II ini hampir semua petani bisa panen," pungkas Khoirul.
(Baca: Hasil Panen Padi di Jepara Turun Drastis)
Sebelumnya, hasil panen padi di Kabupaten Jepara menurun karena serangan hama wereng, sundep, keong, dan tikus. Kondisi cuaca saat ini juga turut andil menyebabkan menurunnya hasil panen tahun ini.
Produksi gabah kering dan beras tahun ini baru 50 persen dari yang ditargetkan. Padahal, capaian gabah kering dan beras saat ini seharusnya sudah 80 persen dari target.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)