Camat Singorojo, Helyudin, mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejadian putusnya jembatan ke Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal. “Perbaikan jembatan ini masih menunggu gambar desain dari bina marga, sedangkan untuk membangun jembatan darurat menunggu anggaran turun,” katanya.
Dikatakan, warga sudah pernah membangun jembatan darurat dari bambu dan kayu saat jembatan ini putus pertama kali pada pertengahan Maret lalu. Namun, jembatan darurat dari bambu ini kembali hanyut selasa kemarin, sehingga aktivitas warga terganggu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sedangkan Kepala Desa Kaliputih, Suyoto mengatakan akibat putusnya kembali jembatan ini lebih dari 300 kepala keluarga terisolasi tidak bisa beraktivitas. “Akses satu-satunya untuk keluar dan masuk Dusun Slentho ya melalui jembatan ini. Jikapun ada akses jalan lain memutar jauh hingga dua kilometer dan melalui jalan setapak,” ujar Kades.
Ditambahkan, untuk membangun jembatan darurat energi warga sudah habis. Karena baru saja selesai membuat jembatan darurat, hanyut lagi diterjang banjir. “Warga berharap pemerintah segera membangun jembatan yang lebih kuat,” imbuh Suyoto.
Untuk sementara warga harus meniti sebatang bambu untuk bisa menyeberangi jembatan. Akses lain yang bisa ditempuh adalah naik dan turun tangga yang dipasang di pinggir jembatan. Rencananya, BPBD Kendal akan mengirimkan kawat bronjong, untuk menahan derasnya arus sungai agar tidak mengikis pondasi jembatan.
Jembatan ini sudah dua kali hanyut diterjang banjir dalam kurun waktu sebulan. Pertengahan Maret lalu jembatan ambrol dan warga membangun jembatan darurat. Namun Selasa 12 April 2016 malam banjir bandang kembali menerjang sehingga jembatan darurat dari bambu ini kembali hanyut.
Warga terpaksa harus bertaruh nyawa untuk bisa menyeberang jembatan, dengan menggunakan tangga yang dipasang di pinggir jembatan warga bisa keluar masuk ke Dusun Slentho yang terisolasi. Warga harus berhati-hati saat naik maupun turun karena kemiringan tangga hampir 90 derajat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)