Aksi Solo Menolak LGBT digelar di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jateng, Minggu (28/2/2016). (Metrotvnews.com/Pythag Kurniati)
Aksi Solo Menolak LGBT digelar di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jateng, Minggu (28/2/2016). (Metrotvnews.com/Pythag Kurniati) (Pythag Kurniati)

Ormas Islam Solo Gelar Aksi Tolak LGBT

kontroversi lgbt
Pythag Kurniati • 28 Februari 2016 11:06
Metotvnews.com, Solo: Masyarakat Kota Bengawan yang menamakan diri Komunitas Nahi Munkar Solo menggelar aksi ‘Solo Menolak LGBT’. Massa terdiri dari perwakilan beberapa elemen ormas Islam di Solo.
 
Puluhan spanduk dan poster kampanye menolak LGBT dibentangkan di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu, 28 Februari 2016. Salah satu di antaranya berbunyi ‘Solo Kota Beradab, Tidak Pantas untuk Homo, Waria, Lesbi dan Bisexsual’.
 
Koordinator aksi, Syekh Assegaf, mengungkapkan, LGBT merupakan penyakit psikologis yang harus diperangi. LGBT, akan merajalela dan mengancam generasi muda jika pemerintah tidak segera melakukan tindakan tegas.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Negara pasti bisa. Beri pembinaan serta sembuhkan mereka. Kami sebagai bagian dari masyarakat akan mendukung pemerintah memberantas LGBT yang kami anggap sangat menyimpang dari tatanan moral, budaya, dan agama,” ungkapnya.
 
Dia mendesak pemerintah menetapkan UU Anti-LGBT,  menyediakan tempat rehabilitasi kejiwaan, serta menutup situs berkaitan LGBT. 
 
Selain berorasi, massa aksi juga membagikan seribu bubur merah-putih kepada masyarakat Kota Solo. Kain panjang pun dibentangkan agar masyarakat dapat menumpahkan aspirasinya mengenai LGBT.
 
Salah seorang warga, Pandu, 46, mengatakan mendukung gerakan Solo Tolak LGBT. “Itu dari segi agama kan juga sudah sangat bertentangan. Saya kira penanganan pemerintah saat ini masih kurang maksimal. Saya rasa masih banyak LGBT yang tidak terdeteksi,” bebernya.
 
Warga Kota Solo lainnya, Ani, 36, merasa sedikit banyak resah dengan beberapa kasus LGBT yang mulai terekspos media. “Bukan hanya kalangan masyarakat biasa, artis-artis pun banyak. Sangat tidak mendidik, khususnya bagi anak-anak dan generasi muda,” pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif