Sesekali, Ayub mengusap air mata yang menetes di pipinya. Pria yang mengenakan kemeja batik bernuansa hijau itu tak mampu menahan haru saat pengasuh Pondok Pesantren Al Fadlu Wal Fadilah, KH Dimyati Rois, membaca doa melepas keberangkatan jemaah.
"Alhamdulillah setelah menunggu lima tahun bisa berangkat. Semoga bisa menjalankan ibadah dengan baik dan kembali ke keluarga dengan sehat," kata Ayub, 61, yang sehari-hari berprofesi sebagai petani itu, Kamis (10/9/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ayub mengaku ia mengaku berangkat haji dengan menggunakan tabungan dari hasil panennya. Setelah uang siap, warga Rowosari itu pun mendaftar pada 2010 dan harusnya berangkat haji setahun silam.
"Tapi tertunda karena ada pengurangan kuota tahun lalu," kata Ayub dalam doa bersama pemberangkatan jemaah yang berlangsung di Pondok Pesantren Al Fadlu Wal Fadilah, Kendal.
Namun, Ayub tak berkecil hati. Ia menganggap penundaan itu sebagai ujian untuk menjalankan ibadah rukun Islam kelima.
Ayub merupakan satu dari 170 orang calon haji yang berangkat ke Tanah Suci melalui Kloter 56. Mereka diberangkatkan melalui embarkasi Donohudan, Boyolali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)