Empat flyover (FO) tersebut adalah FO Dermoleng, Kecamatan Ketanggungan dan FO Kretek, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Kemudian dua FO di Klonengan dan Kesambi, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal.
Selain itu, gubernur juga meresmikan underpass Jatingaleh Kota Semarang. Warga diminta menjaga dan merawat kondisi jembatan yang ada sekarang terlebih oknum yang kerap corat- coret di badan jembatan tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kalau mau corak coretan yang bagus sekalian. Bikin mural sekalian nanti saya Izinkan. Kadang- kadang tulisane saru ngono (tulisannya jorok). Sekalian dibikin mural aja biar bagus," ujarnya.
Menurutnya, tulisan mural lebih bagus berisi tentang pesan moral. Misalnya antinarkoba, antiradikal, ayo gotong royong, cinta NKRI.
"Ditulis sing apik. Misale ayo bayar pajak, ojo nguntal narkoba (jangan konsumsi narkoba). Kasih pesan bagus," imbuhnya.
Empat flyover dan satu underpass itu dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah 7 Semarang KemenPUPR, Achmad Hery Marzuki, menerangkan empat flyover dibangun dengan waktu singkat, tidak sampai satu tahun.
"Flyover Klonengan dan Dermoleng tepat waktu sekitar tujuh bulan. Kesambi agak molor satu bulan. Kretek juga agak molor karena masalah pembebasan lahan," kata Hery.
Sedangkan underpass Jatingaleh baru rampung beberapa tahun karena persoalan teknis dan pembebasan lahan.
Flyover Klonengan memiliki panjang 1.011 meter, Kesambi 470 meter, Kretek 830 meter, dan Dermoleng 650 meter. Sedangkan underpass Jatingaleh memiliki panjang 1.300 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)