Denok menunjukkan cara menyulap sampah menjadi barang bernilai jual tinggi di Solo, MTVN - Pythag Kurniati
Denok menunjukkan cara menyulap sampah menjadi barang bernilai jual tinggi di Solo, MTVN - Pythag Kurniati (Pythag Kurniati)

Bayangkan, 300 Ton Sampah Menumpuk di Solo

sampah menumpuk
Pythag Kurniati • 04 November 2015 08:45
medcom.id, Solo: Siapa yang tak resah dengan tumpukan sampah yang mengeluarkan bau tak sedap. Begitu pula dengan Denok Marty Astuti, seorang warga Solo, Jawa Tengah. Dari keresahan itu, Denok pun memutar otak, menemukan inovasi pengolahan sampah.
 
Perempuan kelahiran 6 April 1978 itu merasa pengelolaan sampah bukan hanya tugas pemerintah. Warga negara pun harus ikut aktif mengelola sampah.
 
"Bayangkan, satu hari di Solo, kurang lebih 300 ton sampah menumpuk. Kalau mau membayangkan satu ekor gajah beratnya 3.000 Kg. Artinya, masyarakat Kota Solo memproduksi sampah setiap hari sama dengan jumlah 100 ekor gajah," kata Denok yang ditemui di rumahnya di Jalan Dahlia Nomor 28, Solo.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Lalu, perempuan Fakulutas Ekonomi Universitas Indonesia itu berinovasi. Ia melakukan daur ulang sampah hingga menjadi barang bernilai jual tinggi.
 
Yaitu membuat pupuk kompos. Cara membuatnya dengan mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos. Bahannya yaitu sisa sayur, dedaunan, dan sisia buah yang disulap menjadi kompos padat serta cair.
 
"Mengingat ibu-ibu rumah tangga adalah penghasil sampah organik terbanyak. Maka saya buatkan blonk ini untuk skala rumah tangga maupun digunakan umum," ungkapnya.
 
Denok menggunakan sebuah tong berukuran kecil. Ia memasang alas fiber yang memiliki lubang-lubang kecil untuk meresap air dari sampah organik. Di bagian luar, terdapat lubang kecil yang tersambung dengan selang. Melalui selang itu, kompos cair keluar dan 'siap panen'.
 
"Cara membuat pupuk kompos melalui alat ini sangat mudah. Pertama masukkan sampah organik. Kemudian semprotkan EM 4 (bakteri pengurai) yang telah dicampur air lalu tutup kembali," ungkapnya sambil memeragakan. 
 
EM 4, ungkap Denok, merupakan fermentasi organik tanah. EM4 dapat membantu mengubah sampah organik menjadi kompos untuk menyuburkan tanah.
 
Cara sederhana itu menghasilkan kompos padat maupun cair. Prosesnya memakan waktu lima hingga enam hari. 
 
Produksi pupuk kompos itu menghasilkan uang. Harga 1 Kg kompos padat dapat dijual Tp10 ribu. Sementara kompos cair bernilai Rp7 ribu per liter..
 
Denok mengaku memiliki hak paten atas cara itu. Ia jadi tak perlu khawatir memamerkan karyanya ke luar negeri. Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, kata Denok, juga menjadi pelanggannya.
 
"Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil telah menggunakan 500 buah blonk kompos ini. Bali juga, pun dengan negara lain seperti Myanmar dan Laos" pungkas dia.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif