Pemindahan patung garapan Roestam Aji pada 1951 itu dimulai dengan sejumlah ritual. Mulai dari pembacaan doa, serta memercikkan air suci dengan media tanaman padi oleh putri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi. Setelah itu, patung dibalut kain putih.
Usai melewati prosesi itu, patung dengan berat sekitar 800 kilogram itu diangkat menggunakan crane ke mobil bak tebuka.
Roestam Aji (repro)

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kami mengucapkan terima kasih sudah membuat patung sangat indah," kata Mangkubumi di sela prosesi pemindahan patung, kemarin.
Ia juga menyatakan kasihan pada patung yang sudah lama terkena sinar matahari dan hujan. Menurutnya, pemindahan lokasi keberadaan patung itu menjadi bentuk memuliakan karya.
"Kami memindahkan ke Bangsal Kasatriyan karena banyak wisatawan lewat sana," ujarnya.
Pemilik rumah yang dititipkan patung, KMT Widyo Winoto mengaku senang dengan pemindahan patung itu. Menurut dia, selama patung itu dititipkan, tak ada pihak lain yang mencoret ataupun merusak patung Sultan HB IX itu.
Ia menambahkan, sebagai seorang tokoh, patung itu layak mendapat tempat yang lebih baik. "Beliau merupakan raja, gubernur, wakil presiden, menteri, pejuang, dan pahlawan nasional. Sayang jika menempati tempat tidak layak," ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Umar Priyono akan menjadikan patung Sultan Hamengku Buwono IX menjadi cagar budaya. "Beliau sudah berkontribusi tak hanya pada Yogyakarta tapi juga NKRI. Ini fokus kita," kata Umar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)