Aksi damai digelar untuk memperingati Hari Anak Nasional, yang diperingati setiap 23 Juli. Belasan jurnalis itu ada yang berperan sebagai guru maupun murid.
Dalam aksi bertema "Anak Indonesia Harus Bahagia" itu, para jurnalis memeragakan seorang siswi menjadi korban perundungan (bullying). Siswi itu dianiaya hingga menangis. Aksi teatrikal itu dihiasi dengan tulisan-tulisan bernada protes.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Aksi itu diikuti orasi yang menyoroti kasus kekerasan pada anak yang menimpa seorang siswi SD berinisial RZ di Banyumanik. Siswi itu diketahui dicabuli tetangganya. Namun, penanganan kasusnya terhambat karena belum ada saksi.
"Saat kami konfirmasi ke penyidik Polrestabes Semarang, kasus belum bisa dilanjutkan karena tidak ada saksi. Kami menyayangkan itu," ujar Rita, kordinator aksi.
Peserta aksi juga mengkritisi tayangan-tayangan televisi yang tidak mendidik. "Aku dipertontonkan adegan televisi yang tidak senonoh. Diberi teknologi dengan akses cepat, diam-diam aku browsing situs porno. Aku melakukan adegan kekerasan. Apa kota ini kota layak anak?" ujar jurnalis bernama Tia yang mengenakan seragam SD dalam orasinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)