Aksi peringatan 18 tahun reformasi di Yogyakarta. Foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim
Aksi peringatan 18 tahun reformasi di Yogyakarta. Foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim (Ahmad Mustaqim)

Militer Berangus Buku, Aktivis: Reformasi Gagal

komunisme
Ahmad Mustaqim • 21 Mei 2016 16:40
medcom.id, Yogyakarta: Aktivis dan pegiat demokrasi di Yogyakarta menyerukan antimiliterisme dalam peringatan 18 tahun tumbangnya Orde Baru. Mereka menilai militer sudah tak lagi banyak campur tangan dalam kehidupan masyarakat sipil di Indonesia.
 
Peneliti Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS), Hafizen, mengatakan masyarakat harus kembali bersatu melawan militerisme. Menurutnya, telah banyak forum-forum diskusi dan berpendapat telah dicampuri militer.
 
"Jika Orde Baru kembali lahir, Indonesia berada dalam dunia kegelapan," kata Hafizen dalam aksi 18 tahun reformasi di Yogyakarta, Sabtu (21/5/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain itu, lanjut Hafizen, tindakan aparat militer juga sudah melewati tugas semestinya, yakni mempertahankan kedaulatan negara. Militer, kata dia, justru sibuk mengurusi buku yang seharusnya menjadi urusan pendidikan.
 
"Jika momentum 21 Mei gagal kita manfaat, berarti kita gagal menjalankan reformasi," ujarnya.
 
Koordinator umum aksi, Ahmad Haedar, mengatakan, selain tindakan militerisme, pihaknya juga menyerukan agar negara bisa melindungi dunia akademik dan pendidikan dari kelompok intoleran. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya pembubaran diskusi dan forum akademik yang dilakukan kelompok tertentu.
 
"Negara harus menjamin itu. Bukannya malah memelihara kelompok intoleran," kata dia.
 
Ia menambahkan, pihaknya juga meminta negara agar mengembalikan pengelolaan sumber daya alam kepada masyarakat. "Eksploitasi kapitalisme dan intervensi modal asing membuat ekonomi rakyat sulit berkembang," ucapnya.
 
Ada puluhan organisasi yang terlibat di dalam aksi itu. Di antaranya Forum Solidaritas Yogya Damai, Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta, gerakan buruh, elemen mahasiswa, Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia, serta Masyarakat Anti Kekerasan Yogyakarta. 
 
Dalam aksinya mereka melakukan longmarch dari Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, hingga titik nol kilometer dengan disertai orasi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif