Bedanya, di Kampung Inggris Semarang tidak banyak lembaga kursus bahasa Inggris, melainkan hanya satu. Yang membedakan adalah metode pembelajarannya.
Konsep Kampung ini digunakan karena dalam belajar bahasa Inggris menggunakan lingkungan di sekitar kampung, dan tidak hanya sebatas di dalam kelas. Selain itu, dalam pembelajaran juga diberikan pembentukan karakter pribadi dan peningkatan rasa nasionalisme.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pendiri Kampung Inggris Semarang, Rohani menyatakan bahwa Kampung Inggris ini adalah lembaga kursus dan pelatihan yang memang diperuntukkan untuk masyarakat umum, semua kalangan, semua etnis, semua golongan.
“Baik siswa sekolah, mahasiswa, masyarakat umum, bapak ibu. Siapapun yang ingin belajar bahasa Inggris, kami sangat terbuka,” kata pria berusia 36 tahun itu kepada Metrotvnews.com, Minggu (03/01/2016).
Untuk biaya belajar di Kampung Inggris Semarang, Rohani tidak mematok harga tertentu. Hanya dengan Rp500 ribu dapat belajar bahasa Inggris selama tiga bulan. Meski demikian, Rohani juga akan menggratiskan bagi masyarakat umum atau siswa yang tidak mampu yang ingin belajar bahasa Inggris.
“Kami ada kelas gratis bagi masyarakat umum. Bahkan bagi siswa yang tidak mampu, kami akan gratiskan untuk mereka,” ujarnya.
Salah satu siswa, Rahayu mengaku nyaman belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris Semarang. Selama dua hari dirinya sudah bisa menguasai kosakata Inggris.
“Di sini, masing-masing siswa langsung diajak interaksi komunikasi berbahasa Inggris. Jika salah akan dibantu untuk pengucapannya,” jelasnya.
Kini mereka yang belajar di Kampung Inggris sudah mencapai seribuan orang setiap tahunnya. Mereka tidak hanya berasal dari Semarang. Namun juga dari berbagai kota di Jawa Tengah seperti Pemalang, Jepara, Demak, Solo, dan sejumlah kota dari Jawa Barat, Jakarta, bahkan dari luar pulau seperti Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
