Seorang warga Desa Kebonrejo, Supardi, 74, mengatakan ambrolnya tanggul terjadi setelah adanya hujan deras selama dua jam. Sebelum ambrol, warga sempat mendengar suara aliran air berasal dari bawah tanggul.
"Tiba-tiba, tengah malam itu, ambrol. Sungai tidak mampu menampung air," kata Supardi saat ditemui Metrotvnews.com di kediamannya, Kamis (24/11/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ketua RT 18 Dukuh Seling ini mengungkapkan Sungai Seling diduga tak mampu menampung debit air karena adanya hujan dengan intensitas tinggi. Selain itu, Sungai Seling tersebut juga menjadi pertemuan dari dua aliran sungai, yakni sungai dari Kecamatan Kokap dan mata air di kawasan Girigondo.

Kondisi saat ini, material lumpur dan bongkahan batu masih berserakan di sekitar tanggul yang ambrol. Supardi merupakan warga yang terdampak paling buruk.
Selain material masih berserakan di hampir setiap sudut rumah, pagar yang berada di samping rumahnya juga hilang. "Di dalam rumah saya lumpur juga masih banyak," ujarnya.
Sejumlah warga hingga kini pun masih terlihat membersihkan bekas material yang berserakan. Mulai dari lumpur, batu, hingga bekas sampah. Adapula warga yang gotong royong membersihkan akses jalan kampung setempat.
"Kami berharap pemerintah segera kasih bantuan. Yang penting tanggulnya ini perlu segera diperbaiki," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)