"Panjang total jalur (kereta api bandara) yakni 13,5 kilometer yang terbagi menjadi dua. Sepanjang 3,5 kilometer merupakan eksisting milik PT Kereta Api Indonesia (Persero). Sedangkan, 10 kilometer sisanya melewati jalan tol, lahan milik PT KAI, Angkasa Pura I, dan masyarakat," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat groundbreaking kereta api bandara di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu, 8 April 2017.
Budi mengklaim, proyek kereta api bandara secara umum banyak menggunakan lahan milik BUMN. Sehingga, pembebasan lahan akan lebih mudah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Lahan milik masyarakat yang harus dibebaskan kurang dari 7 hektare atau 20 persen dari total seluruh lahan yang dibutuhkan proyek kereta api bandara," jelas Budi.
Lahan seluas 7 hektare milik masyarakat tersebut tersebar di beberapa titik. "Misalnya koneksi antara Solo Balapan, di tikungan harus dibebaskan. Koneksi dengan jalan tol juga harus dibebaskan," kata Budi.
Inisiatif pengelolaan pembebasan tanah dikoordinatori PT Pembangunan Perumahan (Persero) dan melibatkan kerjasama dengan kepala daerah. Menhub menambahkan, pembebasan lahan akan mulai dilakukan satu hingga dua bulan ke depan.
"Saya kira maksimal enam bulan pembebasan lahan sudah selesai," tutur Menhub.
Seperti diketahui, proyek kereta api bandara yang menghubungan Bandara Adi Soemarmo dan Stasiun Solo Balapan akan segera direalisasikan. Peletakan batu pertama telah dilakukan Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Groundbreaking dilakukan di Bandara Adi Soemarmo pagi tadi. Presiden menargetkan, kereta api bandara rampung pada akhir tahun 2018.
(Baca: Kereta Api Bandara Adi Soemarmo Ditargetkan Beroperasi Akhir 2018)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)
