Namun, imbasnya, para siswa harus belajar dalam satu kelas berdesakan. Pihak sekolah terpaksa menyelenggarakan ulangan umum akhir semester untuk dua kelas dalam satu ruangan. Penggabungan dilakukan karena ruang kelas menjadi kurang.
"Akibat robohnya sekolah ini, kami menggabung kelas dua dengan kelas empat dan kelas tiga dengan kelas lima," kata Kepala sekolah SDN Bugangin, Jumirah, Rabu (3/6/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Teguh, siswa kelas empat, merasa terganggu dengan penggabungan itu. "Saya tak bisa konsentrasi," ujarnya.
Pihak sekolah sudah melaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, namun hingga kini juga belum terrealisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)