Kepala Desa Wonokerto, Tomon Wirosobo, mengatakan masyraakat bakal berkumpul dan berdoa di acara itu. Mereka mengucapkan syukur atas pohon yang tumbuh subur di desa.
Warga menganggap pohon-pohon besar tersebut banyak memberi manfaat dan berkah. Antara lain sumber kehidupan dan kelestarian alam karena menyimpan air.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Acara ini juga sebagai bentuk kepedulian semua pihak untuk melestarikan dan menyelamatkan mata air," kata Tomon di balai desa Jumat (21/10/2016).
Desa Tunggularum merupakan desa yang terletak di sisi barat lereng Merapi. Letaknya dekat dengan kawah Merapi.
Pohon-pohon besar banyak tumbuh di tepian sungai-sungai lereng Merapi di desa ini. Pohon ini selalu menyimpan air terutama air hujan yang sering mengguyur lereng Merapi. Hal ini menyebabkan warga terhindar dari kekeringan.
Bagi beberapa orang, ritual ini kerap dianggap menyimpang dan syirik. Namun salah seorang tokoh agama di Yogyakarta, Ustadz Fakhururrozi, mengangkat ritual ini tak menyimpang selaman tak menyembah pohon.
"Asal berdoa tetap pada Tuhan itu tidak musyrik. Acara ini bagus untuk pelestarian alam," katanya.
Kenduri Pohon adalah salah satu rangkaian gelar acara Potensi dan Budaya di Desa yang digelar pada 18-23 Oktober 2016. Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X rencananya akan membuka kenduri pohon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
