Spanduk berisi usulan warga agar ada penundaan penutupan perlintasan sebidang. Foto: MTVN/Ahmad Mustaqim
Spanduk berisi usulan warga agar ada penundaan penutupan perlintasan sebidang. Foto: MTVN/Ahmad Mustaqim (Ahmad Mustaqim)

Warga Kritik Penutupan Perlintasan Sebidang yang Tanpa Persiapan

jalur kereta api
Ahmad Mustaqim • 01 November 2017 15:03
medcom.id, Yogyakarta: Warga perbatasan Kabupaten Sleman dan Bantul menjadi yang paling terdampak atas penutupan jalan di bawah jembatan layang Janti. Jalan yang melintasi rel kereta api itu ditutup pada Selasa 30 Oktober 2017, sekitar pukul 24.00 WIB.
 
Sejumlah protes dilayangkan warga selama penutupan jalan dilakukan. Puluhan warga berorasi saat ada kunjungan DPRD DIY dan petugas Dinas Perhubungan.
 
Sumarso, Ketua RT 1 Karangjambe, Banguntapan, Kabupaten Bantul, mengatakan, penutupan jalan yang melintasi rel kereta api itu belum disertai persiapan yang baik. Persiapan itu mengenai risiko bagi warga terdampak.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Tepat di sisi selatan lokasi penutupan jalan, sebuah spanduk desakan penundaan penutupan dipasang warga. Spanduk berisi desakan agara pemerintah segera membangun jalan penyeberangan orang (JPO).
 
"Setelah ditutup ini kan rambu-rambunya diambil semua. Orang kalau mau menyeberang lebih bahaya kan kalau tidak hati-hati bamget," ujar Sumarso ditemui di bawah jembatan Janti, Selasa 31 Oktober 2017.
 
(Baca: Penutupan Perlintasan Sebidang di Yogyakarta Diprotes)
 
Usai penutupan itu, Sumarso bersama warga lain menutup akses jalan masuk yang melewati perkampungan. Menurutnya, hal itu untuk menghindari pengendara melewati jalan di perkampungan. Meskipun, salah satu akses jalan yang masuk kategori jalan kabupaten tidak ditutup.
 
"Ya kalau yang pakai sepeda lewat jalan kampung, jalannya lalu rusak, siapa yang tanggung jawab? Kan warga yang susah," kata dia.
 
Surti, seorang warga yang rumahnya di sekitar bawah jembatan, mengatakan, sangat kerepotan karena penutupan perlintasan sebidang ini. Anaknya yang masih sekolah harus berputar jauh untuk bisa ke sekolah.
 
"Saya mewakili ibu-ibu yang punya anak masih sekolah, menolak penutupan akses jalan di perlintasan kereta api. Ibu-ibu yang harus mengantar anaknya sekolah pasti repot harus berjalan memutar untuk mengantar anak ke sekolah," ujarnya.
 
Pemerintah DIY berharap pemerintah pusat ikut memikirkan dampak penutupan akses jalan itu bagi warga setempat. Sementara, DPRD DIY yang mendapat aduan warga akan meminta penjelasan ke Dinas Perhubungan dan instansi terkait atas penutupan akses jalan itu.
 
(Baca: Semua Perlintasan Sebidang Jalur Jakarta-Surabaya Hendak Ditutup)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SUR)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif