Sokib menggerakkan masyarakat untuk melestarikan lereng Pegunungan Muria dengan menanam parijoto. (Metrotvnews.com/Rhobi Shani)
Sokib menggerakkan masyarakat untuk melestarikan lereng Pegunungan Muria dengan menanam parijoto. (Metrotvnews.com/Rhobi Shani) (Rhobi Shani)

Asam Kelat Parijoto Antar Pelestari Lereng Muria Terima Kalpataru

peduli lingkungan
Rhobi Shani • 20 Juli 2016 09:54
medcom.id, Kudus: Ketua Paguyuban Masyarakaat Pelindung Hutan (PMPH) Pegunungan Muria Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Muhamad Sokib Garno Sunarno, akan menerima penghargaan Kalpataru 2016. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan penghargaan kategori Pembina Hutan. Penghargaan akan diberikan di Siak, Riau, pada Jumat 22 Juli 2016.
 
Sokib dinilai berhasil membina masyarakat di lereng Pegunungan Muria untuk melestarikan hutan serta menjaga kearifan lokal setempat. Rencananya, penghargaan tersebut akan diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
 
Sokib terpanggil menjaga dan mengelola hutan Muria sejak 1998. Yaitu dengan menjaga dan melestarikan tanaman khas pegunungan Muria, yaitu parijoto.
 
"Saya tidak menyangka dapat penghargaan ini. Dari awal saya mengabdi untuk hutan Muria memang dari sanubari hati saya. Kearifan lokal yang kami jaga yaitu Parijoto. Tanaman ini merupakan peninggalan Sunan Muria,” kata Sokib, Rabu (20/7/2016).
 
Dinilai punya manfaat luar biasa, Sokib beserta warga setempat, menanam Parijoto di hutan. Tanaman tersebut dikelola warga sekitar dan tidak sembarangan warga mengambilnya. Selain parijoto, di hutan tersebut juga banyak ditanami pohon kopi dan pohon keras khas hutan Pegunungan Muria.
 
“Di hutan ini banyak ditanami Parijoto yang memiliki manfaat bagi kesehatan bayi saat dalam kandungan ibu. Biasanya, parijoto hanya sekedar dimakan atau dibuat jus,” ujar Sokib.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Parijoto dan Ibu Hamil
 
Saat berziarah di makam Sunan Muria di Kudus akan dijumpai sejumlah pedagang yang menjual parijoto. Buahnya kecil-kecil berwarna merah keunguan. Satu tangkai parijoto dibandrol Rp20 ribu.
 
Rasa buah parijoto asam kelat. Buah ini dipercaya jika dimakan ibu hamil, anak yang dilahirkan bisa berwajah tampan atau cantik dengan kulit putih dan halus.
 
Begitu pula bagi pasangan yang belum memiliki anak. Dengan memakannya, dipercaya dapat segera mempunyai momongan.
 
Parijoto merupakan tanaman yang tumbuh di lereng-lereng pegunugan dan di hutan di ketinggian 800-2.300 meter di atas permukaan laut. Di Pegunungan Muria Kudus, parijoto banyak tumbuh di ketinggian sekitar 1.600 meter di atas permukaan laut. Tanaman yang termasuk jenis perdu dengan nama latin Medinilla Speciosa serta Anggur Asia (Showy Asian Grapes) itu merupakan primadona Pegunungan Muria.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif