Aksi gerakan one billion rising dalam menolak sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan. (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim)
Aksi gerakan one billion rising dalam menolak sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan. (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim) (Ahmad Mustaqim)

Kekerasan Terhadap Perempuan Semakin Terbuka

antikekerasan seksual
Ahmad Mustaqim • 14 Februari 2017 18:18
medcom.id, Sleman: Puluhan perempuan dan aktivis perempuan di Yogyakarta melakukan longmarch dari kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) hingga bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa, 14 Februari 2017. 
 
Di halaman depan kampus UGM, mereka yang tergabung dalam One Billion Rising (OBR) Yogyakarta menari secara serempak sebagai bentuk perlawanan terhadap kekerasan perempuan di Indonesia. 
 
"Di sini kami bersatu dan bersolidaritas melawan kekerasan terhadap perempuan," kata Koordinator aksi OBR Yogyakarta, Hesti Widianingtyas di depan pintu gerbang UGM Yogyakarta. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ia mengatakan, gerakan OBR di Yogyakarta untuk menolak kekerasan terhadap perempuan memasuki tahun kelima. Ia mengatakan, gerakan tersebut sekaligus menjadi gerakan global yang dilakukan di lebih dari 200 negara di dunia. Selain Yogyakarta, aksi serupa juga dilakukan di sejumlah kota, seperti di Jakarta, Bali, Riau, dan Surabaya. 
 
Merembet ke Ruang Publik
 
Menurut data global yang dilansir onebillionrising.org sebanyak 11,4 juta perempuan menjadi korban kerja paksa. Selain itu, perempuan di lebih dari 90 negara masih belum mendapatkan kesetaraan hak untuk tanah.
 
Adapula perempuan di kebanyakan negara berpenghasilan rata-rata 60-75 persen dari gaji laki-laki. Lebih dari 60 juta perempuan di dunia merupakan pengantin anak-anak yang menikah sebelum usia 18 tahun.
 
Perdagangan seks perempuan dan anak-anak merupakan usaha kriminal yang tumbuh cepat di dunia. Mutilasi alat kelamin perempuan dialami 133 juta perempuan dan remaja perempuan. 
 
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, ada sebanyak 202 kasus kekerasan seksual anak yang terjadi pada 2015. Catatan Rifka Annisa Women Crisis Centre, dari total 41 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang didampingi, 70 persennya merupakan kekerasan seksual.
 
Bahkan, catatan People Like Us Satu Hati (PLUSH), kekerasan terhadap kelompok LGBT di DIY yang terjadi di ruang publik terus meningkat. 
 
Hesti mengungkapkan, Komnas Perempuan pernah merilis bahwa kekerasan terhadap perempuan telah meluas, tak hanya di ruang privat namun masuk di ranah publik. Bahkan, ada seorang peserta OBR Yogyakarta yang menyebut kekerasan seksual juga terjadi di ranah keagamaan.
 
"Kita menyerukan mulai hari ini tidak boleh ada kekerasan lagi," kata dia. 
 
Kekerasan pada kesenian
 
Seorang seniman kontemporer di Yogyakarta, Naomi Srikandi mengatakan kekerasan seksual dan dunia seni sangat berdekatan jaraknya. Naomi menyebut pelaku kekerasan bisa ditemukan di dunia seni. 
 
"Tapi di dunia kesenian masih bungkam. Tidak ada yang berani bersuara melawan kekerasan seksual," ujar putri sastrawan almarhum WS Rendra ini. 
 
Naomi berujar, dunia seniman yang karyanya dibaca dan didengar banyak orang seharusnya berada di garda depan dalam menolak segala bentuk kekerasan. Menurutnya, di dunia seni masih ada upaya bersama untuk melawan kekerasan tersebut. 
 
"Berjuang untuk ruang aman dari kekerasan seksual. Seniman harus menjadi garda depan dan memberi ruang aman bagi perempuan dari kekerasan seksual," ungkapnya. 
 
Cornelia Natasya, seorang perempuan korban kekerasan seksual di sekolah, menilai korban kekerasan harus di suarakan. Menurutnya, yang perlu malu semestinya pelaku kekerasan seksual. 
 
Erwiana Sulistyaningsih buruh migran asal Ngawi, Jawa Timur yang menjadi korban kekerasan di Hongkong, menambahkan korban kekerasan tidak bisa langsung minta tolong. Bahkan, kata dia, ada yang hingga diperkosa. "Sebagai perempuan, kita harus melawan dan bangkit dari kekerasan, terutama bagi buruh migran," jelasnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif