Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir -- MTVN/Ahmad Mustaqim
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir -- MTVN/Ahmad Mustaqim (Ahmad Mustaqim)

Demokrasi dan Toleransi Indonesia Jadi Bahan Unggulan Diplomasi

demokrasi
Ahmad Mustaqim • 17 Mei 2017 17:12
medcom.id, Sleman: Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengaku, mendapat sejumlah catatan dan pendapat dari sejumlah negara usai vonis dua tahun Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama. Diharapkan kondisi tersebut tidak mempengaruhi diplomasi Indonesia.
 
"Pentingnya posisi Indonesia di internasional dalam menjaga nilai-nilai keberagaman dalam waktu ke waktu mendapat berbagai ujian (selepas vonis Ahok)," kata Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir saat menghadiri Expert Meeting on Digital Diplomacy di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIP UGM), Sleman, Yogyakarta, Rabu 17 Mei 2017.
 
Fachir menjelaskan, demokrasi dan toleransi keberagaman menjadi bahan unggulan yang digunakan Kemenlu untuk diplomasi dengan berbagai negara. Tak jarang, Indonesia mendapat apresiasi atas demokrasi dan toleransi di Tanah Air.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Di satu sisi, (toleransi) dikhawatirkan. Di sisi lain, juga dihargai. Keberagaman itu bisa memupuk toleransi dan kebersamaan. Itu yang sedang dilakukan Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi), termasuk Presiden," katanya.
 
Menurut Fachir, toleransi atas keberagaman di Indonesia harus terus dijaga. "Peristiwa di Indonesia terjadi sesuai dengan norma-norma yang berlaku secara universal. Untuk warga Indonesia di luar negeri, bisa bertindak dengan normal saja," ujarnya.
 
Kemenlu, tambah Fachir, akan tetap mempromosikan toleransi beragama di Indonesia. Dalam waktu dekat, pihaknya bakal menghadiri dialog lintas agama di Myanmar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(NIN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif