Motor antik yang dipamerkan di sini mulai dari jenis BMW keluaran tahun 1954, BSA tahun 1955 hingga motor antik yang jarang dilihat di jalanan. Motor-motor antik ini juga masih bisa dikendarai, karena mesin selalu dirawat meski dengan perlakuan khusus.
Tevi Hanafi, pemilik motor BSA, mengaku, setiap hari mengecek mesin motornya. “Perawatan khusus diberikan karena onderdil kendaraan tua ini sudah tidak lagi dijual di pasaran,” kata Tevi, pria yang memiliki dua BSA ini.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Warga Kaliwungu ini mengaku kerap berburu onderdil motor antiknya, melalui media sosial dan komunitas motor antik yang ada. “Selain itu berbagi ilmu tentang mesin motor antik ini juga kerap dilakukan agar kendaraan yang menjadi kebanggaannya tetap bisa dikendarai untuk kesehariannya,” katanya.
Banyaknya pecinta motor antik di Kendal, membuat penggagas motor antik ini membentuk wadah. Ketua Motor Antik Club Indonesia (MACI) cabang Kendal, Muchlisin mengatakan wadah ini diharapkan bisa menjadi ajang sharing dan berbagi ilmu tentang motor antik di Kendal.
“Tidak hanya itu wadah ini sebagai upaya pelestarian motor-motor tua yang pernah berjaya pada eranya. Dengan memiliki motor-motor jaman perang dunia pertama dan kedua ini juga akan memupuk nilai historis dan mengenal sejarah,” kata Muchlisin.
Jenis motor yang di pamerakan kebanyakan produksi Eropa dan Amerika seperti BMW, Norton, Triumph dan BSA. “Anggota sendiri dibatasi kendaraan yang keluaran tahun 1960 ke bawah,” pungkas Muchlisin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)