Syukuran diawali dengan ritual doa. Beberapa abdi dalem mengucap doa sambil membakar dupa dan kemenyan. Abdi dalem ini memakai baju adat Jawa lengkap dengan blangkon dan keris.
Kemudian mereka menyebar kembang dan air ke tumpeng yang sudah disiapkan. Usai doa, nasi tumpeng dibagikan ke warga yang datang. Tumpeng berisi nasi, sayuran, dan lauk ayam serta telur. Abdi dalem juga membagikan hasil bumi lain seperti pisang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Warga antusias mengikuti syukuran ini. Wisatawan yang tengah menikmati suasana Malioboro sore pun datang mendekat ke Gedung Agung.
Salah seorang peserta syukuran, Widhiasto Wasana Putra, menyebut acara ini spontan dilakukan warga usai mendapat kepastian pelantikan kedua pemimpin mereka.
"Ini ucapan syukur kami sekaligus pelipur lara keinginan warga Jogja akan pelantikan di Yogyaka," ujar pria yang juga menjabat sebagai Sekber Keistimewaan DIY ini di Yogyakarta, Selasa 10 Oktober 2017.

Warga dan abdi dalem Keraton Yogyakarta menggelar syukuran atas dilantiknya Sri Sultan Hamengkubuwono X jadi Gubernur. Foto: MTVN/Patricia Vicka
Kedua pemimpin yang baru kembali dilantik diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memeratakan pembangunan.
Koko, warga Yogyakarta, berharap pemerintah bisa lebih mengawasi dan tegas menegakkan budaya Yogyakarta yang semakin terkikis. Salah satu contoh, menindak kos-kosan eksklusif yang menjurus ke arah pergaulan bebas.
Dia miris dengan maraknya pergaulan bebas di kalangan anak indekos. "Yogyakarta sebagai kota pelajar seharusnya bisa tegas menindak kos-kosan yang jadi sarang pergaulan bebas. Kos-kosan sebaiknya ada induk semang dan pengawasnya," pungkas warga Sleman Yogyakarta ini.
Sebuah karangan bunga ucapan selamat atas pelantikan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam X bertuliskan Nderek Mangayu tertampang di depan Gerbang Gedung Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)
