Pembuatan kue ini pun dilombakan setingkat kelurahan dan diselenggarakan pada Sabtu (06/06/2015) di jalan Sosrowijayan, Yogyakarta. Acara ini turut dihadiri Wali Kota Yogyakarta Hariyadi Suyuti.
Ketua panitia acara pembuatan apem, Yoyo, mengatakan ada 69 warga yang membuat kue berbentuk bulat seperti bulan purnama ini. "Pukul 08.00 WIB mulai membuat," kata Yoyo.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selesai kue apem dibuat, kue ini dibagi-bagikan gratis ke pengunjung yang sedari pagi memadati Jalan Sosrowijayan dan Jalan Malioboro.
"Selesai dibuat, beberapa kue diletakkan di dalam tandu. Sisanya dibawa ibu-ibu dalam tampir. Lalu kue dalam tandu kami arak keliling kampung. Sedangkan kue dalam tampir dibagikan ke pengunjung gratis," jelasnya.
Uniknya saat prosesi perarakan, semua peserta menggunakan pakaian tradisional Jawa seperti kebaya dan baju peranakan. Di awal rombongan, para warga memakai baju prajurit Begodo, lengkap dengan tombak dan baju kebesarannya.
"Selesai arak-arakan, apem dalam tandu kami makan bersama-sama. Lucunya bule yang nginep di sekitar sini ikut makan juga," tutur pria berkulit sawo matang ini.
Kegiatan yang rutin dilakukan sejak 90-an ini bertujuan untuk mengucap syukur dan berdoa kepada Allah agar bisa menyambut bulan suci dengan hikmat. "Juga bertujuan menjaga rasa kebersamaan dan kerja bakti di antara para warga," katanya.
Pantauan Metrotvnews.com, acara arak-arakan dan pembagian kue apem dilakukan sekitar pukul 14.30 WIB dan selesai pukul 15.30 WIB. Selama acara berlangsung jalan Sostrowijayan ditutup untuk kendaraan umum.
Pengunjung yang berada di Jalan Malioboro menerima apem dengan ceria. Pengunjung dalam mobil membuka jendelanya untuk mengambil apem. Beberapa dari mereka sengaja menghampiri peserta untuk mencicipi kue berwarna kuning ke coklat-coklatan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
