Bertajuk Heritage Culinary, gelaran SICF kali ketiga ini diharapkan mampu menghadirkan kembali kuliner tradisional. Bukan hanya berupa masakan namun juga proses pembuatannya.
Ketua Panitia SICF 2016, Daryono mengungkapkan kuliner mengalami perkembangan pesat dalam setiap dekade. Kini, tak perlu waktu lama, masyarakat bisa mendapatkan dan mengolah makanan secara instan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kita ingin mengedukasi masyarakat terutama generasi muda bagaimana kuliner-kuliner lawas itu dibuat. Caranya dengan menghadirkan pameran alat-alat memasak tempo dulu serta membuat dapur tradisional yang dapat dilihat proses memasaknya setiap hari,” ungkapnya, Kamis (07/04/2016).
Sejumlah alat-alat masak tempo dulu turut dipamerkan. Seperti dandang, irus, kendhil, enthong dan masih banyak lagi. SICF 2016, imbuh Daryono diikuti 110 stand kuliner. Pihaknya menargetkan total transaksi diatas Rp2 miliar dalam acara yang digelar pada 7 hingga 10 April 2016 tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo, Eny Tyasni Suzana mengungkapkan Kota Solo memang sudah diakui sebagai kota destinasi kuliner.
“Banyak kuliner khas Solo seperti tengkleng, sate kere, nasi liwet dan cabuk rambak yang akan dihadirkan. Harapannya dengan acara ini, kuliner tradisional Solo semakin terangkat serta dapat menarik wisatawan,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)