Tiga penghargaan itu diperoleh Nasirun atas tiga karyanya yang digarap lewat tiga media, yakni mobil, meja kayu, dan pagupon (rumah burung merpati).
Menggunakan media mobil, seniman asal Cilacap, Jawa Tengah, ini melukisnya secara merata pada 24 mobil. Media mobil yang digunakan pun beragam, dari keluaran baru hingga mobil kuno. Sebanyak 24 mobil yang dilukis merupakan milik rekan Nasirun, Agung Tobing.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Karya kedua yakni memakai media pagupon. Ada 113 pagupon yang dilukis. Kemudian, pagupon tersebut disusun menyerupai miniatur Candi Borobudur yang berada di Magelang beserta patung buddha mini.
Karya ketiga menggunakan meja kayu. Ada 13 meja kayu yang dilukis seniman kelahiran 1 Oktober 1965 ini. Seluruh karya tersebut dipamerkan di ruang dan halaman Sportorium UMY, 29 Mei hingga 2 Juni.

Pengunjung pameran melakukan foto dengan karya Nasirun
Kurator pameran, Suwarno Wisetrotomo, mengatakan Nasirun tidak mengejar rekor ataupun panggung yang gemerlap. Menurut dia, Nasirun ibarat sedang berkendara di lintasan sirkuit.
"Di sirkuit itu kan melibatkan banyak pihak dalam tim. Nasirun hanya yang mengemudikan. Saya kira pencapaian ini bukan karena juara, tapi mengabdikan seluruh kehidupannya menjadi seniman. Sore ini saya kira menjadi bagian dari itu," kata dia.
Ia juga berpandangan karya Nasirun mengandung banyak dimensi kehidupan bangsa Indonesia. Di sisi lain, lukisan yang dihadirkan adalah miniatur Candi Borobudur yang merupakan simbol tempat peribadatan umat Buddha. "Lengkap sudah dimensi keberagaman di dalamnya (karya Nasirun)," ucapnya.
Pemberian penghargaan yang dilakukan MURI ini merupakan yang ke 7.476, 7.477, dan 7478. "Kami harapkan ini bisa terus menjadi motivasi anak bangsa untuk menciptakan prestasi," kata Eksekutif Manager MURI, Sri Widayati.

Nasirun (tengah) saat menerima penghargaan MURI
Nasirun menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan itu. Ia mengaku tidak berambisi mendapat penghargaan dalam membuat karya.
"Dalam benak saya, pameran ini tidak mendapatkan penghargaan. Tapi saya tetap menyampaikan terima kasih," ucap Nasirun.
Dalam penganugerahan penghargaan itu hadir kerabat Keraton Yogyakarta, Gusti Bendara Pangeran Haryo Prabukusumo dan Rektor UMY Bambang Cipto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)