Kepala SMK N Bumijawa, Anon Priyantoro, mengatakan peristiwa terjadi sekitar pukul 19.45 WIB. Aula dibangun dengan menggunakan dana komite yang berasal dari orang tua siswa. Pembangunan dianggarkan Rp450 juta. Panjang bangunan sekitar 36 meter dengan lebar 9,5 meter. Rencananya, aula akan diresmikan pada 8 November 2016 oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
"Progres pembangunan sudah 60 persen. Kerugian sekitar Rp200 juta. Pembangunan kami lakukan swakelola (komite dan sekolah)," kata Anon, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (26/10/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Anon menampik jika ambruknya bangunan itu karena kesalahan spesifikasi. Menurutnya, peristiwa itu diawali terjadinya gempa berskala kecil pada 19 Oktober lalu. Dari gempa itu, kata dia, ada beberapa dinding yang mengalami retak.
"Padahal yang retak-retak itu sedang kami perbaiki, tapi belum selesai diperbaiki sudah ambruk duluan," ujarnya.
Anon mengaku akan tetap melanjutkan pembangunan aula. Untuk anggarannya, Anon akan menggunakan dana simpanan komite. "Kita masih ada anggaran untuk melanjutkan pembangunan itu," ujar dia.
Sementara, sejumlah anggota Satreskrim Polres Tegal yang datang ke lokasi langsung memasang garis polisi untuk kepentingan penyelidikan.
Kapolsek Bumijawa AKP Edi Riyanto mengatakan robohnya bangunan gedung terjadi tiba-tiba. Saat kejadian, kata Edi, tidak ada angin kencang atau sedang hujan. "Dari keterangan warga, tiba-tiba roboh," ujarnya.
Beberapa saat sebelum roboh, sejumlah pekerja berencana melanjutkan pengerjaan yang sudah dimulai sejak pagi. Proses pengerjaan dikebut karena mengejar target penyelesaian pengerjaan yang akan diresmikan gubernur.
"Pekerja (kuli) baru mau nglembur, tapi tiba-tiba ambruk. Jadi tidak ada korban jiwa maupun luka," terangnya.
Terkait penyebab bangunan roboh, Edi menyebut ada dugaan konstruksi bangunan tidak memadai. Hal ini tengah diselidiki oleh Satreskrim Polres Tegal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)