Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih, mengungkapkan, kesepahaman bersama diperlukan untuk menyatukan pandangan mengenai kemungkinan jalan masuknya vaksin palsu. "Kalau di Kota Solo ini semua fasilitas kesehatan harus menggunakan vaksin dari distributor yang ditunjuk pemerintah," kata dia saat ditemui di Puskesmas Jayengan Kota Solo, Senin (25/07/2016).
Siti menambahkan bukan hanya persoalan distribusi vaksin, persoalan pemeliharaan vaksin pun diawasi. "Pemeliharaan berupa rantai dingin itu harus selalu dilakukan. Karena percuma saja kalau tidak melalui cara yang tepat, vaksin pun bisa rusak," terangnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pemberitaan vaksin palsu, menurutnya tidak mengurangi animo masyarakat Kota Solo memberikan imunisasi untuk anak-anak mereka. "Dibuktikan dengan mereka datang sesuai dengan jadwal imunisasi. Sasaran kami sekitar 10 ribu anak di Kota Solo mendapatkan imunisasi 100 persen," papar dia.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Kota Solo, Rustam Siregar mengungkapkan vaksin di Kota Solo berupa vaksin program, dibeli dari pemerintah. "Kalau ada rumah sakit membeli dari luar itu, tetap harus dari distributor yang ditunjuk, lainnya tidak boleh," kata dia. Rustam juga mengimbau masyarakat Solo tidak ketakutan mengimunisasi anaknya.
Salah seorang warga Solo, Kartika, 23, mengatakan sempat was-was mendengar berbagai berita mengenai vaksin palsu. "Kemudian saya aktif bertanya-tanya dengan petugas medis Puskesmas untuk memperoleh informasi vaksin. Hari ini saya kembali mengimunisasikan anak saya," ujarnya.
Secara simbolis, Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo pun ikut meneteskan vaksin dan menyaksikan pemberian vaksin di Puskesmas Jayengan, Solo. "Sejauh ini Kota Solo aman dari vaksin palsu," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)