Dengan berhati-hati, para seniman menorehkan cat berwarna-warni memakai kuas membentuk huruf hanacaraka ke tubuh seorang pria. Di samping pria itu ada bangku dan motor gerobak yang telah penuh dengan coretan aksara Jawa.
"Kami ingin memperkenalkan budaya Jawa ke anak muda. Kami pilih body painting biar menarik. Sebab, kalau caranya menarik, anak muda akan penasaran dan mau mempelajari lagi huruf-huruf kuno," ujar Ampun Sutrisno, salah seorang pelukis.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia merasa prihatin dengan semakin sedikitnya anak muda yang mengerti soal budaya dan tradisi asli Indonesia, terutama Jawa. Salah satu penyebabnya adalah pelajaran budaya Jawa yang hanya dipelajari di sekolah dasar.
"Padahal aksara Jawa adalah "bajunya" budaya Jawa. Di dalamnya terkandung banyak pesan moral, filosofi, dan budaya Jawa," tuturnya.
Tak hanya edukasi, kegiatan melukis tubuh juga mengandung kritik sosial pada fenomena yang terjadi di masyarakat.
Penggagas body painting aksara Jawa, Arief Nur Cahyo, menjelaskan aksara Hanacaraka adalah simbol budaya Jawa yang luhur yang selama ini mulai pudar dan dilupakan orang.
"Kursi dan mobil di sini melambangkan banyak orang kini berebut kursi dan kekayaan dan melupakan kebudayaan leluhur bangsa," kata pria yang akrab disapa Yoyok ini.
Kegiatan body painting hanyalah salah satu kegiatan menarik di event Pasar Kangen. Acara ini berlangsung sejak 19 Juli hingga 27 Juli di Taman Budaya Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)