Ravan Revansyah, 11, menjadi salah satu siswa kelas VI yang berbicara dan kemudian diikuti sembilan rekannya. Di depan kelas, mereka menerangkan dengan membawa poster yang berisi makna, dampak, hingga bahaya perundungan (bullying).
Setelah berbicara, kemudian terjadi interaksi dengan topik pembahasan "Stop bullying!" yang berlangsung kurang dari setengah jam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Damai itu indah. Di-bully itu bikin sakit hati, karena itu jangan sampai mem-bully," kata Ravan setelah kampanye itu.
Kepala SD Budi Mulia Dua Seturan, Iswiyanto, bilang, kegiatan yang anak didiknya lakukan menjadi bagian dari program "Sekolah Damai" yang berjalan tiap tahun. Ia menerangkan, dalam konteks tersebut, siswa kelas VI menjadi motor dalam mengampanyekan bahaya perundungan kepada teman-temannya.
"Bullying terkadang dianggap biasa saja oleh sekolah lain. Padahal ini perkara serius untuk ditangani," kata dia.
Siswa kelas VI menjadi langkah awal untuk mengampanyekan bahaya perundungan. Para siswa yang mendapat mandat kampanye tersebut diberikan nama sebagai duta 'Peace Ranger'. Mereka bakal terus berkampanye tiap seminggu sekali di depan teman-teman kelas lain, dari kelas V sampai kelas I.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
