"90 persen penduduk gemar nonton televisi dan tidak suka membaca. Artinya minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah," kata Kepala Kantor Perpustakaan Nasional RI Sri Sularsih dalam acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Kabupaten Kulon Progo, DIY, Rabu, (28/10/2015).
Ia mengatakan masyarakat di negara maju gemar membaca. Setiap penduduk membaca antara 20 hingga 30 judul buku per tahun. Sementara itu, masyarakat Indonesia hanya membaca buku paling banyak tiga judul, itupun masyarakat usia 0-10 tahun.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, kata Sri Sularsih, berdasarkan hasil survei yang dilakukan UNDP, menunjukan indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia pada 2014, menempati urutan 108 dari 187 negara di dunia. IPM Indonesia lebih tinggi dibandingkan Miyanmar, Laos, Kamboja, Vietnam dan Filipina. Tapi IPM Indonesia kalah jauh bila dibandingkan Singapura yang menempati posisi 9, dan Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand.
"IPM ini ditinjau dari aspek kesehatan, pendidikan, dan pendapatan masyarakat. Hal ini menandakan, kita harus bekerja keras memajukan masyarakat dari sisi kesejahteraan," katanya.
Menurut dia, untuk menjadi negara yang maju, kunci utamanya yakni kualitas sumber daya manusia yang gemar membaca.
Untuk itu, kata dia, gemar membaca harus menjadi kebiasaan masyarakat. Gemar membaca harus ditanamkan kepada anak usia dini.
"Kita menyadari kualitas sumber daya manusia (SDM) menentukan pembangunan dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera. Kami berharap, dapat mendorong masyarakat mencintai budaya lokal melalui membaca buku. Serta menjadikan perpustakaan sebagai sahabat dan sumber ilmu pengetahuan," katanya.
Pada kesempatan itu, Kantor Perpustakaan Nasional menyerahkan bantuan buku sebanyak 500 eksemplar kepada Perpustaan Daerah Kulon Progo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)