Polisi pasang gembok dan garis polisi kantor DPD Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Desa Lamgapang, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh. (ant/Ampelsa)
Polisi pasang gembok dan garis polisi kantor DPD Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Desa Lamgapang, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh. (ant/Ampelsa) (ant)

Anggota Gafatar Tinggalkan Markas Banyumas

gafatar
ant • 13 Januari 2016 12:22
medcom.id, Banyumas: Rumah dua lantai di Desa Sokaraja Tengah RT 02 RW 07, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tampak sepi. Tak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Pun, puluhan bocah yang biasanya belajar sejak pagi hingga siang.
 
Suasana sepi mulai terasa sejak papan bertuliskan "Sekretarian Gafatar" diturunkan oleh salah satu penghuni. Sejak itu, orang-orang yang biasa beranjangsana tak lagi tampak batang hidungnya. 
 
"Sebelum tahun baru sudah tidak ada lagi aktivitas di tempat ini," kata Ketua RT 02 RW 07 Desa Sokaraja Tengah Sumadi saat mendampingi Kepala Kepolisian Sektor Sokaraja AKP Pujiono yang mendatangi rumah tersebut, dilansir Antara, Rabu (13/1/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut dia, rumah tersebut sebelumnya dihuni oleh keluarga Wahyudi yang berasal dari Laweyan, Solo. Ketika baru tinggal di Desa Sokaraja Tengah, mereka lapor ke pihak RT.
 
"Orang yang pertama kali datang, bernama Azis mengaku sebagai warga Desa Pekaja (Kecamatan Sokaraja)," katanya.
 
Sumadi mengatakan, sebelum ditinggal pergi penghuninya, banyak orang yang datang. Karena, sering ada kegiatan di rumah itu meskipun aktivitasnya tidak menonjol.
 
Menurut dia, kegiatan di rumah itu menyerupai home schooling. Aktivitasnya sama halnya dengan jam pelajaran di sekolah formal, mulai pukul 07.00 WIB hingga siang hari.
 
Kendati demikian, Sumadi mengaku jika saat itu belum tahu tentang Gafatar. Dia baru sadar setelah Gafatar ramai diberitakan.
 
Salah seorang warga RT 02 RW 07 Desa Sokaraja Tengah, Budi Setyo mengatakan anak-anak yang belajar di rumah itu berasal dari luar daerah, seperti Cilacap, Banjar, dan Solo.
 
"Anak-anak sekitar sini justru tidak ada. Saat saya tanya tentang kurikulum yang digunakan, mereka mengaku mengadakan kegiatan belajar informal dari sumber yang ada di internet," katanya.
 
Sementara, salah seorang perawat di Klinik Pratama Yos Sudarso yang lokasinya berhadapan dengan markas Gafatar, Murtini mengatakan aktivitas di tempat itu tergolong ramai.
 
"Bahkan kalau sedang ada kegiatan, banyak kendaraan yang parkir di jalan samping klinik. Kami tidak tahu secara pasti aktivitas di rumah itu karena biasanya, pintunya ditutup atau hanya satu bagian yang dibuka," katanya.
 
Kapolsek Sokaraja AKP Pujiono mengaku dapat laporan warga soal aktivitas Gafatar di wilayah hukumnya. Dia bilang, di bagian depan rumah pernah dipasang papan nama "Sekretariat Gafatar". Namun sekarang telah dicabut.
 
"Rumah ini dalam keadaan terkunci dan anggota kami yang memeriksa dari jendela rumah di lantai dua tidak menemukan adanya aktivitas lagi. Hanya ada white board, keyboard komputer, dan speaker," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif