Kordinator aksi, Slamet Prihatin mengatakan kasus kekerasan terhadap wartawan masih tinggi. “Bahkan banyak pihak yang masih menggunakan teror karena tidak suka atau tidak sependapat dengan tulisannya. Padahal wartawan dilindungi undang-undang,” katanya di sela aksi damai di Alun-alun Kendal, Jawa Tengah.
Melalui aksi itu, wartawan dan seniman ingin menyampaikan pesan bahwa wartawan harus tetap independen meski banyak rintangan dan teror. “Kita berharap wartawan bisa membangun daerahnya, melalui tulisan dan pemikiran-pemikiran demi kemajuan,” ujarnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Aksi ditutup dengan menabur bunga dan memecah kendi, sebagai simbol melawan terhadap kekerasan yang terjadi kepada wartawan. “Masyarakat juga diminta untuk tidak takut menyuarakan kebenaran dan bersama-sama melawan teror terhadap dirinya maupun insan pers,” pungkas Wika salah satu anggota Kawal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)