"Grab sudah kerja sama dengan dua perusahaan taksi lokal di Solo. Uber juga harus begitu, meniru cara Grab masuk Solo," ungkap manajer salah satu perusahaan taksi, Kosti Solo, Suyanto, Kamis, 18 Mei 2017.
Suyanto memaparkan, di Solo, Grab bekerja sama dengan Kosti dan Gelora Taksi. "Grab tidak ada masalah, kami sudah kerja sama. Justru sangat membantu kami," kata dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia pun mendorong Pemkot Solo menindak tegas Uber dan mendesak adanya kerja sama dengan taksi lokal. "Sudah kami sampaikan ke pemerintah. Jangan Uber malah menggandeng koperasi yang tidak jelas. Itu merugikan kami," tuturnya.
Baca: Sopir Taksi Tolak Kehadiran Uber di Solo
Tindakan para sopir taksi menggeruduk Balai Kota hari ini, lanjutnya, bukan berarti para sopir taksi alergi dengan persaingan. "Hanya kalau mau masuk Solo, urus izin dulu. Jangan ilegal. Kami yang puluhan tahun sesuai prosedur, mengurus izin bisa terlindas begitu saja," tandasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo Hari Prihatno membenarkan bahwa aplikasi Grab telah bekerja sama dengan Kosti dan Gelora Taksi. "Mereka juga bertemu dengan Dishub dan paparan di depan kami, menggandeng perusahaan taksi lokal yang legal. Seharusnya seperti itu," katanya.
Hari mengatakan persoalan lain adalah mitra kerja sama yang digandeng Uber, Koperasi Jasa Trans Usaha Bersama (JTUB). "Kami cari alamatnya juga tidak ada koperasi itu," tutur dia.
Aplikasi Grab sudah masuk dan menggandeng dua perusahaan taksi di Solo. Uji coba telah dilakukan pada Maret 2017 lalu.
Salah satu sopir Gelora Taksi, Slamet Rosyidi mengungkapkan terbantu dengan kerja sama perusahaan taksinya dengan Grab. Dampak kerja sama mendongkrak penghasilan sopir taksi.
"Biasanya sehari hanya 10 order. Namun sekali uji coba memakai Grab, baru pukul 7 pagi, ada yang bisa dapat 6-7 orderan," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)