Gunadi berfoto di depan patung Soekarno Membaca hasil karyanya, di Plaza Manahan Kota Solo, Jawa Tengah. Foto-foto: Metrotvnews.com/Pythag
Gunadi berfoto di depan patung Soekarno Membaca hasil karyanya, di Plaza Manahan Kota Solo, Jawa Tengah. Foto-foto: Metrotvnews.com/Pythag (Pythag Kurniati)

Sosok di Balik Patung Soekarno Membaca di Solo

seni patung
Pythag Kurniati • 29 Oktober 2016 16:57
medcom.id, Solo: Plaza Manahan baru saja diresmikan oleh Pemerintah Kota Solo sebagai ruang publik. Peresmian tersebut bersamaan dengan disingkapnya selubung patung Soekarno Membaca pada Jumat 28 Oktober 2016 tepat pukul 00.00 WIB.
 
Patung Soekarno duduk sambil membaca buku pun kini menjadi ikon baru Kota Solo. Letaknya yang strategis, dilengkapi dengan air mancur, serta lampu hias membuat patung ini kian menarik.
 
Pembuatan patung yang menelan biaya Rp1,5 miliar ini membutuhkan waktu tiga bulan. Hal itu diungkapkan Gunadi, 55, sang perancang.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Butuh waktu tiga bulan. Mulai dari membuat desain, membuat maket kecil, kemudian kita buat skala sesuai keinginan," ujar Gunadi, Sabtu (29/10/2016).
 
Patung Soekarno Membaca dibuat dari perunggu campuran. Memiliki tinggi sekitar tujuh meter dari permukaan tanah. Desain patung Soekarno Membaca, kata dia, merupakan permintaan dari Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo.
 
Bukan hal mudah membuat patung sosok Presiden pertama Indonesia ini. Terlebih, lanjutnya, Soekarno memiliki karakter wajah yang khas.
 
"Bagian hidung dan bibir, itu yang menjadi perhatian saya saat membuat patung ini. Secara keseluruhan sosok Bung Karno ini memang ideal," kata dia.
 
Sosok di Balik Patung Soekarno Membaca di Solo
 
Meski demikian, Gunadi menuturkan telah terbiasa membuat patung Soekarno dalam berbagai posisi. "Permintaan terhadap patung Sang Proklamator memang cukup besar. Dalam dua tahun ini saya sudah mengerjakan lima patung Soekarno, antara lain di Kalimantan Tengah, Jakarta, Boyolali, Lampung, dan Solo," jelas Gunadi.
 
Pria lulusan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang saat ini bernama Institut Seni Indonesia Yogyakarta itu menuturkan dirinya tak hanya diminta membuatkan patung Soekarno, namun juga tokoh lain seperti Jenderal Sudirman.
 
"Kalau untuk sosok-sosok yang penting, kami memang biasanya konsultasi dahulu ke keluarga. Untuk menyelami karakter hingga passion mereka. Tapi, untuk Bung Karno, saya sudah cukup terbiasa menerima permintaan sehingga sudah tahu," terang dia.
 
Menekuni seni patung sejak 1982, Gunadi kini mendirikan studio di Krapyak, Yogyakarta. Ia berharap patung-patung buatannya tidak hanya mampu mengingatkan pada sosok pahlawan, namun juga memunculkan inspirasi bagi para generasi muda.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif