Komandan regu Satgas Anticopet, Satria Hening, mengatakan satgas ini terbagi ke dalam dua sesi pengamanan. "Setiap shift ada lima orang. Kami berkeliling dan berpencar ke titik-titik tertentu. Jika ada kerumunan penumpang, beberapa satgas kami siagakan di sana. Biasanya copet beraksi di kerumunan," ungkapnya saat bertugas di Terminal Tirtonadi, Rabu (22/07/2015).
Para satgas ini sehari-harinya bertugas sebagai petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang menghalau pengemis, gelandangan, dan orang terlantar di Kota Surakarta.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebelum bertugas, Satgas Anticopet yang merupakan orang-orang pilihan ini juga telah dibekali dengan berbagai kemampuan seperti membaca gerak-gerik serta melumpuhkan copet.
Satria menuturkan setelah tahun kedua diturunkan Satgas Anticopet, Terminal Tirtonadi lebih bersih dari copet. "Tahun lalu kita menangkap satu copet, tahun ini alhamdulillah belum ada. Tapi kita imbau masyarakat untuk tidak lengah," ujarnya.
Pencopet yang tertangkap, menurutnya, akan dihukum berdiri berjam-jam di "Tempat Istirahat Copet" yang disiapkan Terminal Tirtonadi. "Supaya mereka jera dan malu," tambahnya.
Salah seorang pemudik asal Klaten, Nova, 21, mengaku merasa aman dengan adanya Satgas Anticopet ini. "Terobosan bagus untuk menjamin kenyamanan pemudik," tuturnya.
Di balik jasa para Satgas Anticopet, mereka rela waktu berkumpul dengan keluarga di hari Lebaran berkurang. "Ini sebuah tugas, kami bangga menjalaninya," ungkap Satria Hening. Satria mengaku memanfaatkan waktu luang sesi kerja untuk berkumpul dengan keluarganya di Jebres, Solo.
Dalam kesempatan itu, Satria juga memberi masukan agar masyarakat terhindar dari pencopet. "Berpenampilan tidak mencolok, taruh barang di tempat yang aman, dan taruh tas di depan, jangan di belakang," ungkapnya.
Masih menurut Satria, masyarakat juga harus mewaspadai kejahatan seperti gendam serta penipuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
