Usai pemakaman, keluarga besar melakukan tabur bunga di atas makam. Ketika di depan makam, istri almarhum, Fitriana Hapsari terduduk lemas sembari menaburkan bunga. Air matanya tak tertahan lalu Fitriana menciumi nisan.
Mertua almarhum Kapten Sandy, Triyatmo, mengaku bersyukur kalau jasad menantunya itu masih bisa dikenali wajahnya. "Ya, alhamdullilah jenazah masih bisa dikenali," kata Triyatmo, Kamis (2/7/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebelumnya, digelar upacara militer yang dipimpin Komandan Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Kolonel Penerbang Haris Haryanto. "Hari ini telah gugur putra prajurit terbaik bangsa pada saat menjalankan tugas negara. Selama ini prajurit telah mengabdi sebaik mungkin kepada nusa bangsa Indonesia, semoga keluarga yang ditinggalkan dapat tabah dan lapang dada," ucap Haris saat sambutan.
Kemudian, peti jenazah pun diturunkan ke liang lahat, yang disambut dengan tembakan penghormatan terakhir. Selanjutnya, taburan bunga dari istri tercinta dan teman korban mengiringi kepergian Kapten Sandy yang meninggalkan seorang istri, Fitriana Hapsari, dan dua anak Putri (3) dan Zahirah (1).
Sandy merupakan pilot pesawat Hercules yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, pada pukul 11.48 WIB, Selasa 30 Juni. Pesawat jatuh menghantam sejumlah ruko dan merusak beberapa bangunan di sana. Sebelum jatuh, Sandy sempat meminta pesawat untuk kembali ke Pangkalan Udara Soewondo, namun tak berhasil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)