Namun raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X belum mengetahui perihal tersebut. Ditemui di kompleks kantor gubernur, Sultan HB X belum tahu pihak mana yang mengadakan pengukuhan tersebut.
“Enggak tahu aku. Belum bisa menanggapi soal itu. Yang tanda tangani siapa? Yang dikukuhkan siapa? Dan yang mengukuhkan siapa?” ujarnya kepada awak media, di Yogyakarta, Senin (13/7/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia malah balik menanyakan soal pengukuhan tersebut kepada awak media. “Kelompok mana? Paguyuban apa?” tanyanya.
Sementara itu, terkait pihak yang melakukan pengukuhan dan mengatasnamakan trah Ki Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Giring, Sultan menilai hal tersebut hanyalah bentuk menyembunyian identitas suatu kelompok.
“Itukan mereka menyembunyikan identitas saja. Ora ngerti aku. Dia yang lebih tahu dari kita,” tutupnya.
Pengukuhan Sultan HB XI dilakukan Minggu 12 Juli di Kraton Ambarketawang dengan alasan menjadi tempat cikal-bakal awal Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri.
Namun, GBPH Prabukusumo membantah pengukuhan dirinya sebagai Sultan HB XI. Ia mengatakan tidak mengetahui perihal adanya deklarasi tersebut. "Saya demi Allah Rosulullah, saya tidak tahu sama sekali. Dan ini Ramadan," ungkapnya kemarin malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)