Peringatan tersebut disampaikan Sukedi, petugas dari Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Dia mengatakan hampir setiap akhir Januari dan awal Februari, kabut selalu menutup puncak gunung.
“Meskipun status Gunung Slamet normal, tapi saat musim hujan seperti ini cukup berbahaya jika sampai puncak,” ujar Sukedi, Rabu (10/2/2016).
Menurut dia, kabut biasanya mulai menutupi puncak gunung pada pukul 07.30 WIB hingga malam hari. Jika hujan turun, jalur pendakian menjadi licin. Kabut biasanya mulai muncul di pos III yang berjarak sekitar 4 kilometer dari permukiman terakhir.
“Jalur pendakian ditutup khusus untuk pendaki dari luar. Karena kalau pendaki pemula bisa tersesat, karena tidak tahu jalan. Kalau tidak hati-hati bisa tergelincir,” kata dia.
Menurut Humas Search and Rescue (SAR) Galawi, Arif Rahman, suhu puncak gunung yang terletak di lima kabupaten seperti Tegal, Pemalang, Brebes, Purbalingga, dan Banyumas itu bisa mencapai 5-7 derajat celsius.
“Saat ini semua jalur untuk pendakian sudah ditutup,” kata dia.
Clekatakan merupakan desa yang terletak di lereng Gunung Slamet. Di desa tersebut terdapat pintu masuk menuju jalur pendakian via pemalang yang akrab disebut dengan jalur Dipajaya. Jalur tersebut dikelola oleh pemerintah desa setempat.
Sementara itu, Kepala Desa Clekatakan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang Sutrisno mengatakan, pendakian di jalur ditutup untuk sementara sampai cuaca kembali normal. Ia memperkirakan hingga akhir Februari.
“Tapi jika ada warga lokal yang ingin mendaki, boleh saja karena sudah menguasai medan," kata dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)