Penggagas Ngayogjazz, Djaduk Ferianto, menjelaskan Ngayogjazz tetap konsisten mengadakan gelaran musik di tengah-tengah kehidupan perdesaan. Edisi kali ini, Desa Pandowoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dipilih sebagai lokasi pergelaran.
Djaduk mengatakan tema yang diusung tahun ini yakni Bhineka Tunggal Jazznya. Tema itu, kata dia, berasal dari pemahaman filosofi Bhineka Tunggal Ika yang berarti 'berbeda-beda, tapi tetap disatukan oleh musik jazz'.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Tahun ini saya dibantu teman dosen Sosiologi UIN Yogyakarta, Fathurrohman, untuk merumuskan ide yang berseliweran hingga muncul tema Bhineka Tunggal Jazznya," kata Djaduk saat jumpa pers, Rabu (19/11/2015).
Bagi Djaduk, Ngayogjazz merupakan peristiwa budaya sekaligus rekonstruksi situasi dan kondisi khas Yogyakarta. Menurutnya, pertunjukan musik tersebut juga menjadi ruang terbuka bagi musisi, penyelenggara, pengunjung, serta masyarakat desa.
Pada pertunjukan nanti, ada lima panggung yang dinamai tokoh Pandawa Lima, yakni Puntadewa, Janaka, Werkudara, Nakula dan Sadewa.
Adapun musisi yang akan mengisi acara ini adalah Trie Utami dan Kua Etnika, ESQI :EF (Syaharani and Queenfireworks), Indo Harjodikoro and friends, dan Yuri Jo Collective.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)