"Londo (bule Belanda) itu ke sini mau nostalgia lihat rumah mbah buyut-nya. Misal dulu mbah buyut-nya tinggal di Kota Baru, mereka lalu mencari rumah mbah buyut-nya itu untuk dilihat," jelas Eko Suryo Maharsono, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Senin (31/8/2015).
Tak hanya tempat tinggal, wisman asal Belanda juga ingin tahu sejauh mana kegiatan nenek moyangnya di masa kecil. "Mereka datangi sekolah tempat simbah-nya, misalnya di SD Tegal Rejo. Mereka antusias sekali mencari tahu rekam sejarah mbah buyut-nya," ujar Eko.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain lokasi nostalgia tersebut, Keraton Yogyakarta dan kawasan Malioboro masih menjadi destinasi wisata favorit para wisman. "Bule-bule itu paling suka datang ke tempat heritage. Di Kota Yogyakarta, keraton dan Kota Gede masih banyak diminati turis asing. Sedangkan Malioboro didatangi untuk berbelanja," jelas Eko.
Selain Belanda, wisman yang datang ke Kota Gudeg kebanyakan berasal dari Prancis, Jepang, Malaysia dan Amerika Serikat. Data Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menyebut jumlah kunjungan wisman pada tiga bulan terakhir terus meningkat. Pada Mei 2015, sebanyak 84.170 wisman berkunjung ke Kota Pelajar tersebut. Jumlah itu meningkat pada bulan Juni menjadi 106.385 wisman. Sementara bulan Juli 2015, kunjungan wisman mencapai 131.729 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)