Namun begitu, mantan pengurus Gafatar tak terima organisasinya dikait-kaitkan. Alasannya, Gafatar telah dibubarkan pada 2015. Sementara, berita orang hilang baru bermunculan belakangan ini.
Kepada Metrotvnews.com, Rabu (20/1/2016), mantan Ketua Gafatar DIY, Yudhistira membeberkan beberapa fakta.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurutnya, Gafatar menjadi ormas yang bergerak di bidang sosial di awal masa pendiriannya. Meski begitu, ormas ini malah mendapat sentimen negatif dari sejumlah kalangan. Alhasil, pengurus memutuskan membubarkan organisasi yang dinilai sesat ini.
"Gafatar dibubarkan ketika di daerah mendapat perlakuan diskriminatif oleh sebagian masyarakat. Akhirnya tidak bisa melakukan aksi sosial lagi," kata Yudhistira.
Setelah dibubarkan, Gafatar memilih jalan untuk fokus di bidang pertanian. Sesuai dengan negara Indonesia, katanya. Menurut Yudhistira, para eks anggota Gafatar tidak dipaksakan untuk ikut bertani. "Yang mau silakan (ikut), yang tidak, ya, silakan. Kami organisasi tidak punya uang," ungkapnya.
Hingga kini, penilaian miring terhadap eks Gafatar kian kencang. Bahkan, kamp eks Gafatar di Mempawah, Kalimantar Barat, dibakar massa. Yudhistira berharap, masyarakat semakin terbuka dengan perbedaan.
"Semoga masyarakat lebih open mind," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)