Aksi penolakan terhadap HTI di depan gedung rektorat ISI Yogyakarta, Senin (22/5/2017).
Aksi penolakan terhadap HTI di depan gedung rektorat ISI Yogyakarta, Senin (22/5/2017). (Patricia Vicka)

ISI Bakal Pecat Mahasiswa Terlibat HTI

pembubaran hti
Patricia Vicka • 22 Mei 2017 18:51
medcom.id, Yogyakarta: Langkah Rektorat Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta untuk membersihkan kampus dari pengaruh kelompok Hizbut Tahrir Indoensia (HTI) tak main-main. Pihak kampus akan memecat yang berani menyebarkan ajaran kekhilafahan dan anti-Pancasila.
 
Pembantu Rektor III ISI Yogyakarta Anusapati mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan tegas kepada seluruh tenaga pendidik dan mahasiswa yang berani menyebarkan ideologi yang bertentangan Pancasila. Untuk para dosen pihak kampus akan memberi teguran jika terbukti mengajarkan atau mendoktrinasi paham-paham dan ideologi kelompok HTI.
 
"Kalau ada laporan dan bukti dari mahassiwa ada dosen yang melakukan peyebaran dan pengajaran akan kami tindak. Sanksi terberatnya akan dinonaktifkan dan akan kami usulkan pemberhentian ke pihak terkait," tegas Anusapati pada Metrotvnews.com di Kampus ISI Yogyakarta, Senin, 22 Mei 2017.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Baca: ISI Yogya Deklarasi Tolak HTI
 
Sejak dahulu, rektorat ISI sudah tegas melarang penyebaran ajaran HTI. Namun, belum bisa secara langsung melarang kegiatannya. Sebab belum ada payung hukum kuat dan keputusan pemerintah untuk melarang.
 
Selain itu, kegiatan organisasi ini tidak bisa diketahui secara pasti sebab tidak terdaftar resmi di kampus dan dijalankan secara di luar kampus.
 
Di dalam kampus, anggota HTI melebur dalam organisasi Keluarga Mahasiswa Islam (KMI). "KMI merekrut mahasiswa baru dengan mengajak mereka ke acara kerohanian dan pengajian. Lalu perlahan mahasiswa baru di-brainwash paham itu," katanya. Kegiatan mereka juga ekslusif dan di luar kampus sehingga sulit terdeteksi.
 
Selain itu, anggota HTI juga menjadi pengurus takmir masjid. "Mereka ajarkan paham itu melalui khotbah-khotbah Jumat di masjid kampus," jelas Anusapati.
 
Sementara para dosen yang terindikasi anggota HTI turut mendokrin mahasiswa dengan paham khilafah saat proses belajar mengajar.
 
"Secara jumlah mereka tidak banyak. Tetapi gerakan mereka semua intens dan cepat menyebar. Saya tidak tahu berapa jumlah pastinya," tuturnya.
 
Baca: Ditolak Beraktivitas di ISI, HTI: Kenapa Dipersoalkan?
 
Sejauh ini, pihak kampus sudah melakukan beberapa langkah tegas untuk memberangus paham HTI yakni memecat seluruh pengurus takmir masjid dan menggantinya dengan baru. Para pengurus lama KMI juga dibekukan dan diambil alih sementara oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
 
"Pengurus takmir masjid kami pecat awal Mei lalu dan sekarang kami ganti dengan orang yang bisa menyampaikan ajaran Islam secara utuh dan damai," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif