Melalui tarian adaptasi "Jampi Gugat" mereka menyampaikan pesan untuk menghentikan kekerasan pada wanita sekaligus menggugat perubahan.
"Wanita paling mudah menyampaikan ekspresi dan perasaan lewat tarian. Maka kami sampaikan tuntuan melalui seni tari," ujar koordinator aksi, Suki Ratna Sari.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia menjelaskan angka kekerasan pada wanita di Yogykarta terus meningkat setiap tahun. Mengutip data Rifka Annisa Women's Crisis Center, hingga 2016 ada 2.165 kasus kekerasan terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. 70 persen dari jumlah tersebut adalah kekerasan seksual.
Kebebasan berekspresi dan berpendapat di ruang publik pun kerap dibatasi. Penyerangan dan pengehentian paksa kegiatan Lady Fest pada 2016 adalah salah satu contoh pembatasan kebebasan berekspresi yang dialami perempuan.
"Situs layanan pada perempuan pun masih diskriminatif dan belum bisa diakses perempuan," kata Kiky.
Di tempat lain, Hari Perempuan juga diperingati oleh komunitas yang tergabung dalam Komite Perjuangan Perempuan (KPP) Yogyakarta dengan longmarch di Jalan Malioboro menuju Titik Nol Kilometer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)